Hari itu, Sabtu 20 September 2025, matahari bersinar cerah menyinari Balai Desa Tanggungharjo, Grobolan. Suasana yang biasanya tenang tiba-tiba riuh oleh suara tawa dan celoteh ceria. Ada tamu spesial nih! Sekumpulan anak-anak, mulai dari yang masih kecil kelas 2 SD sampai yang sudah tinggi seperti kakak-kakak SMA, bahkan ada juga teman-teman dari pondok pesantren, berkumpul bersama. Mereka semua datang untuk mengikuti acara seru yang diadakan oleh Tim Yayasan Samin dari Yogyakarta.
Tujuan acaranya keren sekali, belajar mengenal situasi anak-anak dan mencari tahu potensi apa saja yang ada di Desa Tanggungharjo, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Awalnya, beberapa anak terlihat malu-malu. Tapi, rasa malu itu langsung hilang ketika Kak Rio, Kak Wien dan Kak Dimas dari Tim Samin memulai acara dengan permainan! Bukan permainan biasa, lho.
Usia anak-anak SD berkegiatan di balai desa, ada permainan tepuk semangat, menuliskan tempat aman, dan membuat gambar persasaan. Sementara di ruang pemerintah desa, anak usia SMP, SMA dan anak dari pondok pesantren, bermain permainan situasi hak anak.
Sangat seru sekali, penyemangat. “Siapa kita?!” teriak Kak Rio. “Anak Tanggungharjo menjawab Anak Tanggungharjo, jawab semua anak serentak dengan semangat. Suasana pun menjadi cair dan penuh tawa.
” Sekarang, coba kalian pikirkan,” kata Kak DImas dengan suara ramah. “Apa saja kegiatan sehari-hari anak-anak di sini? Apa yang membuat desa Tanggungharjo istimewa? Gambarkan dan tuliskan semuanya di kertas sket ini dengan warna-warna kesukaan kalian!”
Anak-anak langsung antusias! Mereka berkelompok dan mulai berdiskusi dengan seru.
Fida (12) siswi SD, dengan lincah menggambar kebun di sawah, dengan warna hijau yang cerah. Dia juga menuliskan kata “asyik!” di samping gambarnya.
Khairul Syabana (15) anak pondok, bercerita kalau tempat yang asik di pondok ada di lantai atas.
“Saya bisa melihat pemandangan luas, saya senang sendiri, sambil mengaji,” ujarnya.
Kertas sket yang besar itu perlahan-lahan penuh dengan kehidupan. Ada lambang bahagia, Penuh dengan cerita-cerita kecil dari sudut pandang mereka sendiri. Warna-warni spidol—merah, hijau, biru, kuning, ungu—seolah menari-nari membentuk sebuah lukisan kolase yang sangat hidup tentang masa kecil di desa.
Kegiatan ini tidak hanya seru, tetapi juga membuat mereka menyadari sesuatu. Ternyata semua anak tanpa terkecuali perlu mendapatkan bimbingan dan di lindungi dari apapun.
Mereka jadi lebih mengenal lingkungan dan potensi desanya sendiri. Ternyata, di balik kesederhanaan, ada banyak sekali kekayaan dan kegiatan yang bermakna.
Sebelum pulang, semua hasil gambar ditempelkan di dinding meja podium balai desa. Sebuah galeri sederhana yang penuh makna. Semua anak berfoto bersama dengan bangga. Wajah-wajah mereka berseri-seri, penuh dengan kebanggaan akan identitas mereka sebagai anak Tanggungharjo.
Hari itu, Balai Desa Tanggungharjo tidak hanya dipenuhi suara tawa, tetapi juga dipenuhi dengan harapan dan mimpi-mimpi warna-warni yang tertuang dalam coretan spidol anak-anak hebatnya. Sebuah pelajaran berharga bahwa untuk mencintai sesuatu, kita harus mulai mengenalinya terlebih dahulu.