Klaten – Suasana berbeda dan penuh keceriaan terasa di SD Negeri 1 Wonosari, Trucuk, Klaten, baru-baru ini. Para siswa-siswi terlihat antusias mengikuti kegiatan “Pelatihan Anti-Bullying” hari Selasa, 14 Oktober 2025 yang digelar khusus untuk mereka. Kegiatan ini bertujuan mulia, yakni membekali anak-anak agar berani melawan dan mencegah perundungan sejak dini.
Acara positif ini terselenggara atas kerja sama apik Yayasan Samin (Sekretariat Anak Merdeka Indonesia) Yogyakarta yang didukung penuh oleh PT. AOI (Alliance One Indonesia). Komitmen untuk melindungi anak-anak juga ditunjukkan dengan kehadiran lengkap Kepala Sekolah beserta jajaran guru SDN 1 Wonosari, perangkat desa Wonosari, dan FT. PT. AOI yang turut mendampingi para siswa.
Kegiatan dibuka oleh perwakilan Sekolah SD Negeri 1 Wonosari, sangat menyambut kegiatan positif ini. Karena kegiatan ini tentunya akan sangat berdampak terutama bagi siswa sendiri dan seluruh warga sekolah untuk sama-sama melindungi semua anak.
“Kami senatiasa terbuka untuk siapapun, terutama untuk mengembangkan pengetahuan dan memberikan edukasi. Salah satunya tentang anti bullying ini dengan metode yang menarik, anak akan paham mengapa tidak boleh melakukan bullying dan mengapa semua anak harus saling melindungi. Terimakasih untuk Yayasan Samin dan PT . AOI semoga tidak berhenti pada kegiatan ini, namun kegiatan positif lainya.” Ujar Rohmatu Sa’diah.
Peserta sebanyak 30 siswa, perwakilan kelas 3-6 mengikuti dengan riang, peserta diajak belajar menjawab pertanyaan terkait anti bully sebelum acara inti dimulai. Sebelum masuk ke sesi utama, para siswa diajak mengikuti pre-test. Tujuannya sederhana, yakni untuk melihat sejauh mana pemahaman mereka mengenai bentuk-bentuk bullying (perundungan) dan apa saja akibat buruk yang bisa ditimbulkannya.
Kemudian peserta menjawab di dalam kertar stiker berwana warni, kemudian ditempelkan di kertas plano panjang yang tertempel di dinding tembok sekolah.
Kemudian dengan cara yang sangat “anak-anak” Tim Fasilitator Samin mengajak “Tepuk Semangat”. Suara riuh tepuk tangan yang kompak sontak memecah suasana dan membuat para siswa siap menerima materi. Tepuk semangat mengajari untuk berlatih konsentrasi, belajar peduli dan membangun kekompakan bersama.
Setelah itu, fasilitator dari Yayasan Samin Yogyakarta mengambil alih dengan gaya yang asyik dan interaktif. Mereka menyampaikan materi penting tentang apa yang harus dilakukan anak-anak untuk mencegah bullying.
Pesan utamanya jelas : anak-anak diajak untuk berani memutus mata rantai perundungan. Fasilitator menekankan bagaimana semua anak bisa saling melindungi, tidak hanya di sekolah, tetapi juga saat berada di rumah dan di lingkungan masyarakat.
Sheril (10) mengaku bangga dapat terlibat dalam pelatihan yang diadakan di sekolahnya. Bersama teman yang lain sebanyak 30 anak, snagat antusias menyimak penjelasan materi bagaimana mencegah, dampak bullying dan apa yang harus dilakukan jika melihat, mendengar atau ketika menjadi korban.
“Acaranya rame dan seru sekali, karena jadi tahu kalau korban bulling itu bisa mengakibatkan trauma yang lama sekali. Saya harus mencegah mulai dari diri saya sendiri kemudian teman lain,” ujarnya.
Pelatihan ini sukses membuat siswa aktif berpartisipasi. Sebagai penutup, anak-anak diajak menuangkan pesan mereka melalui gambar. Hasilnya sangat menyentuh; karya-karya mereka kompak menyuarakan “Stop Bullying!” dan komitmen untuk tidak terlibat dalam aktivitas apa pun yang membahayakan diri sendiri maupun teman-teman mereka.