Komitmen 30 Siswa SMP Negeri 2 Trucuk Klaten Lawan Perundungan Melalui Kreasi Tulisan dan Gambar

KLATEN – Suasana ruang pelatihan di SMP Negeri 2 Trucuk, Klaten, terasa berbeda pada Selasa, 14 Oktober 2025. Sebanyak 30 perwakilan siswa dan siswi berkumpul dengan penuh antusias untuk mengikuti Pelatihan Anti-Perundungan.

Kegiatan positif ini dibuka secara resmi oleh Ibu Heru Puji Astuti, yang hadir mewakili jajaran guru. Turut mendampingi pula beberapa guru lain yang menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya menciptakan sekolah aman dan nyaman bebas perundungan.

Pelaksanaan Pelatihan Anti Bullying dilaksanakan oleh Yayasan SAMIN (Sekretariat Anak Merdeka Indonesia) Yogyakarta yang didukung oleh PT. AOI (Alliance One Indonesia) melalui Program “CERIA”

“Ini merupakana kerjasama yang sangat baik antara Yayasan Samin Yogyakarta  dan PT. AOI (Alliance One Indonesia). Kami mendukung upaya pencegahan anti perundungan bagi siswa siswi kami di SMP Negeri 2 Trucuk. Semoga kegiatan ini menjadi model pelatihan yang mengasikan terutama bagi 30 siswa yang menjadi agen perubahan anti bullying dan kedepan dapat menerapkan ilmu yang disampaikan oleh fasilitator,” terangnya.

Kegiatan pelatihan ini juga dihadiri perwakilan bebera guru kelas dan kesiswaan, perwakilan perangkat desa Wonosari dan dari FT PT. AOI.

Acara dimulai dengan langkah yang menarik. Para siswa tidak langsung diberi materi, tetapi peserta mendapatkan kaos bertema partisipasi anak. Setelh itu 30 peserta  diajak mengerjakan pre-test terlebih dahulu. Mereka diminta menjawab sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan masalah bullying (perundungan).

Dengan menuliskan jawaban dalam stiker berwarna warni, kemudian menempelkan pada kertas plano yang terpampang di tembok sekolah. Pre test ini menurut fasilitator untuk melihat sejauh mana pemahaman anti perundungan pada peserta, apakah mereka sudah  memahami atau banyak yang belum.

Setelah melihat pemahaman awal siswa, fasilitator dari Yayasan Samin Yogyakarta, selaku pelaksana kegiatan, mulai memaparkan materi. Sesi ini fokus membahas situasi perundungan yang sering terjadi serta dampak serius yang ditimbulkannya, baik secara psikis (mental), fisik, maupun akibat negatif lainnya.

Kegiatan ini terselenggara atas dukungan penuh dari PT. AOI (Alliance One Indonesia). Kehadiran perwakilan dari Pemerintah Desa Wonosari juga menambah semangat, menunjukkan bahwa perlindungan anak adalah tanggung jawab bersama.

Salah satu momen paling menyentuh datang dari peserta. Hasna (14), salah satu siswi, menyuarakan komitmennya dengan lugas.

“Saya sangat setuju sekali, kalau saya dan teman-teman itu harus dilindungi. Baik dilingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Materi yang asik dan tidka monoton ini menjadikan saya lebih paham terkait dampak bullying dan apa yang harus dilakukan sebagai seorang pelajar agar semua orang tidak melakukan kekerasan, “ kata Hasna.  

Sebagai sesi akhir yang kreatif, para siswa diajak menuangkan pemahaman dan komitmen mereka dalam buku sketsa. Ada yang mengambara dalam goresan warna-warna, ad ayang emmbuat poster sederhana anti perundungan.

Mereka bebas berekspresi, baik lewat tulisan quote anti-bullying maupun melalui gambar yang sarat makna. Kegiatan ini diharapkan menjadikan siswa sebagai agen perubahan yang berani memutus mata rantai perundungan di lingkungan mereka.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *